Minggu, 28 Juni 2020
Jumat, 26 Juni 2020
KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab menjadi
Khalifah ke dua menggantikan khalifah pertama Abu Bakar As-Siddiq menjabat
sebagai khalifah dari 634 M sampai 644 M, beliau dijuki Al-Faruq oleh Nabi
karena dapat membedakan yang hak dan yang bathil.
Di bawah kepemimpinan
Umar bin Khattab umat Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan
dinasti Sassanid, serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara
dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi (Byzantium).
Saat itu ada dua negara
adidaya yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya telah di taklukkan oleh ke
Khalifahan Islam dibawah pimpinan Umar bin Khatab, kemudian mengatur
administrasi untuk daerah yang baru ditakhlukkan.
Pada tahun 638 M beliau
memerintahkan untuk memperluas dan merenofasi Masjidil Haram di Makkah dan
masjid Nabawi di Madinah dan pada tahun keempat masa kekhalifahannya beliau
juga mengeluarkan keputusan bahwah penanggalan Islam hendaknya dihitung mulai
dari peristiwa Hijrah.
Umar bin Khattab wafat
pada 644 M Lalu kekhalifahan digantikan oleh Usman bin Affan.
Selasa, 16 Juni 2020
OTAK ENCER KERAS KEPALA
Kita
mengambil contoh dari Air yang ia adalah sumber kehidupan, karena air dapat
mengalir kemana arah alirannya tanpa harus di arahkan, jangan kau paksa air
untuk mengalir karena ia tau dataran yang lebih rendah dari permukaan.
Beda halnya dengan “Keras kepala” itu seperti es batu atau air yang telah membeku, mengapa demikian?
Karena
air yang telah membeku tidak dapat untuk mengalir, apa lagi kalau dia ingin
mengaliri dataran yang lebih tinggi dengan bermaksud melampaui batas-batas yang
dimiliki.
Ketika
ia tau dataran yang lebih rendah disebut Otak encer dan ketika ia ingin
melampaui batasnya disebut keras Kepala, disini ada perbedaan antara
otak dan kepala, kelihatannya otak dianak emaskan dengan kepala sebagai kambing
hitamnya, ahh sudahlah orang-orang memang sering begitu yang melihat dan
menilai sesuatu itu dari luarnya saja, tapi tunggu dulu …
“Otak
encer biasanya keras kepala”
Orang-orang
yang ingin melampaui batas, otaknya pasti encer karena tidak mungkin ia dapat
melampaui batasnya apabila hanya berkapasitas dataran rendah…, kecuali
orang-orang yang berkemauan tinggi dengan kemampuan standar seperti saya ini,
tapi ingat “suatu pencapaian bukan didapatkan oleh dia yang bisa, melainkan dia
yang berkemauan”
Kepala
itu satu, apabila kepala berubah menjadi lebih dari satu itu sama halnya
seperti mata karena ia hanya akan melihat bukan memutuskan, bahkan lebih parahnya
lagi jika seperti mata kaki yang akan saling berhadapan dan sama-sama berdiam
diri dengan posisi paling bawah.
Menurut
saya; Dari mata tidak langsung turun ke hati melainkan disaring terlebih dahulu
oleh otak, baru kemudian turun ke hati lalu timbul reaksi melalui perbuatan dan
perkataan.
Apa
yang kamu lihat, apa yang kamu dengar dan apa yang kamu rasakan itu semua
adalah pembelajaran, maka bersikaplah biasa saja dalam menghadapi segala
sesuatu dan tidak terlalu berlebihan, “Lidah orang yang berakal berada di
belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya”
(Saidina Ali Bin Abi Thalib).
Maka
dari itu, sang pencipta telah menganugerahi kepada hambanya fikiran dan hati agar
dapat merasakan dan membedakan baik buruknya segala sesuatu, pergunakanlah
sebagaimana mestinya agar keburukan dan segala bentuk ketidak adilan dapat dibrantas dari muka bumi ini.
Berfikirlah
secara kritis dan jangan ragu untuk mengambil keputusan selama itu untuk
mencapai arah yang lebih baik dan jangan pernah engkau takut pada siapa atau
apa saja yang menghadang karena itu bukan sebuah tujuan.
Senin, 15 Juni 2020
KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ
Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi adalah nama lengkap Abu Bakar As-Siddiq menurut pendapat yang sahih, beliau lahir pada tahun 572 M yaitu 2 tahun 6 bulan setelah tahun Gajah, Beliau lahir di mekkah dari keturunan Bani Tamim dengan suku bangsa Quraisy.
Abu
Bakar Ash-Shiddiq termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk agama
Islam atau yang dikenal dengan sebutan as-sabiqun al-awwalun, setelah wafatnya
nabi Muhammad SAW beliau menjadi khalifah pertama dari empat khalifah dan
mendapat gelar Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar As-Siddiq menjadi khalifah pada
tahun 632-634 M yaitu setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.
Setelah
memeluk agama Islam dan berkuasa menjadi khalifah pertama menggantikan Rasulullah
SAW dalam memimpin negara dan umat, Abu Bakar As-Siddiq menjalankan
pemerintahannya dengan hukum Syariat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, “Ya
Allah barang siapa yang diberi tanggung jawab memimpin urusan pemerintahan
umatku dan menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa
saja yang memerintah umatku dengan sikap lembut (bersahabat) kepada mereka,
maka lembutlah kepadanya” [HR. Muslim].
Setelah
pengangkatan Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah kemudian beberapa masalah
yang berdampak pada persatuan umat pun bermunculan, beberapa suku dari kaum Nejed
dan Hijaz membangkang kepada khalifah yang baru dan sistemnya, beberapa
diantaranya menolak untuk membayar zakat walau tidak menolak agamanya dan
sebagian yang lain kembali pada agama nenek moyang mereka yaitu kembali
menyembah berhala, suku-suku tersebut meyakini hanya memiliki komitmen dengan
nabi Muhammad dan dengan kepergiannya komitmen itu pun tidak berlaku lagi.
Berdasarkan
masalah tersebut Abu Bakar As-Siddiq menyatakan perang kepada mereka, yang
dikenal dengan perang Riddah, umat islam pada waktu itu memerangi Ibnu Habib Al-Hanafi
yang dikenal dengan Musailamah Al-Kazzab yang mengaku dirinya sebagai nabi
menggantikan Rasulullah SAW, pasukan Musailamah kemudian dikalahkan dalam
perang Akraba yang yang dipimpin Khalid Bin Wadid sebagai Panglima perangnya,
dalam pertempuran waktu itu banyak dari penghafal Al-Qur’an yang syahid,
kemudian Umar Bin Khattab meminta agar dikumpulkan koleksi Al-Qur’an oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang sahabat yaitu Zaid bin Tsabit, mulailah
dikumpulkan lembaran-lembaran Al-Qur’an dari para penghafal Al-Qur’an dan
tulisan-tulisan Al-Qur’an yang terdapat pada media tulis seperti kulit, tulang,
dan lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini kemudian disimpan oleh Abu
Bakar.
Setelah
keadaan umat Islam kembali stabil dan secara keseluruhan telah menguasai Arab
kemudian Kalifah Abubakar As-Siddiq memerintahkan Jendral Islam untuk melawan
kekaisaran Sassanid dan Kekaisaran Bizantium, Khalid bin Walid sebagai panglima
perang telah menaklukkan Irak dengan mudah, sedangkan ekspedisinya ke Suriah
juga meraih kesuksesan.
Pada
tanggal 23 Agustus 634 M Abu Bakar meninggal dunia pada usia 61 tahun di
Madinah karena sakit yang dideritanya dan Abu Bakar dimakamkan di rumah
putrinya Aisyah ra. di samping makam Nabi Muhammad SAW. Di dekat Masjid Nabawi.
Sabtu, 13 Juni 2020
KHULAFA AR-RASYIDIN DAN 16 DINASTI ISLAM
KHULAFA AR-RASYIDIN DAN
16 DINASTI ISLAM
Khulafa Ar-Rasyidin:
Khalifah pertama ialah Abu Bakar As-Siddiq
(632-634 M)
Khalifah yang kedua ialah Umar bin
Khattab (634-644 M)
Khalifah yang ketiga ialah Usman bin
Affan (644-656 M)
Khalifah yang keempat ialah Ali bin Abi
Thalib (656-661 M)
Setelah wafatnya keempat khalifah dan
berakhir pula masa khulafa Ar-Rasyidin dan selanjutnya kepemimpinan islam
dilanjutkan oleh Muawwiyah Bin Abi Sufyan yang mendirikan Dinasti Umayyah dan
memindahkan ibukota kekhalifahan dari Madinah ke Damaskus.
16 Dinasti Islam:
1. Dinasti Umayyah (661-750 M)
Dinasti Umayyah merupakan
keturunan Umayyah Bin Abdul Syams Bin Abdul Manaf yang merupakan pemimpin suku
Qurais, Dinasti Umayyah memiliki kekuasaan yang meliputi daerah timur tengah,
Afrika Utara dan Spanyol.
Mu'awiyah yang merupakan keturunan dari Bani Umayyah dari garis keturunan keluarga Harb yang melanjutkan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayyah dan terbagi menjadi dua periode kekuasaan, Periode tersebut dibedakan menjadi Umayyah Damascus di Suriah dan Umayyah Cordoba di Spanyol.
2. Dinasti Abbasyiah (750-1258 M)
Pendiri dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas as-Saffah, Dinasti Abbasyiah memiliki kekuasaan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur. Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal (750-847 M), periode lanjutan (847-945 M), periode Buwaihi (945-1055 M), dan periode Seljuk (055 M-1258 M).
3. Dinasti Idrisiyyah (789-926 M)
Dinasti Idrisiyyah didirikan Idris I bin Abdullah cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, yang merupakan dinasti Syiah pertama. Pemimpin Idrisiyyah terbesar yaitu Yahya IV (905-922 M), Wilayah kekuasaan dari Dinasti Idrisiyyah ada di Magribi.
4. Dinasti Aghlabiyah (800-909 M)
Pemimpin pertamanya adalah Ibrahim I bin al-Aglab, yang merupakan panglima dari Khurasan Aghlabiyyah. Dirinya berperan dalam penggantian bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam sebagai agama mayoritas, Dinasti Aghlabiyyah yang wilayah kekuasaannya di Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara.
5. Dinasti Samaniya (819-105 M)
Dinasti Samaniyah didirikan Ahmad bin Asad bin Samankhudat, yang merupakan seorang bangsawan Balkh dari Afghanistan Utara, Dinasti Samaniyah memiliki wilayah kekuasaan di Khurasan, Irak dan Transoksania dan Uzbekistan.
6. Dinasti Shafariyah (867-1495 M)
Dinasti ini didirikan oleh Ya'qub bin Lais as-Saffar yang merupakan pemimpin Khawarij di Provinsi Sistan, Iran. Dan memiliki wilayah kekuasaannya di Sijistan, Iran.
7. Dinasti Thuluniyah (868-905 M)
Pendiri Dinasti Thuluniyah adalah Ahmad bin Tulun yang merupakan seorang Turki utusan gubernur Transoksania, Uzbekistan. Sebenarnya tugas dari Ahmad bin Tulun adalah membawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Thuluniyah hanya berkuasa hingga 38 tahun dan berakhir saat dikalahkan pasukan Abbasiyah dan terbunuhnya Khalifah Syaiban bin Tulun, Wilayah kekuasaan dari Dinasti Thuluniyah ada di Mesir dan Suriah.
8. Dinasti Hamdaniyah (905-1004 M)
Dinasti Hamdaniyah Mosul dipimpin Hasan yang menggantikan ayahnya yaitu Abu al-Haija, Wilayah kekuasaan Dinasti Hamdaniyah ada di Aleppo, Suriah dan Mosul, Irak.
9. Dinasti Fatimiyah (909-1171 M)
Pendiri dari Dinasti Fatimiyah ini adalah Ubaidillah al-Mahdi, Dinasti Fatimiyah memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi Afrika Utara, Mesir, juga Suriah.
10. Dinasti Buwaihi (945-1055 M)
Dinasti Buwaihi dibangun tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi, Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi ada di Irak dan Iran, terbagi menjadi dua periode yaitu periode pertumbuhan dan konsolidasi kemudian periode mempertahankan, terutama mempertahankan wilayah Irak dan Iran Tengah.
11. Dinasti Seljuk (1077-1307 M)
Pendiri dari Dinasti Seljuk ini adalah Seljuk bin Duqaq yang berasal dari suku bangsa Guzz dari Turkestan, Daerah kekuasaann dinasti ini meliputi Irak, Iran, Kirman, Suriah. Dinasti Seljuk terbagi jadi lima cabang , yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil, Seljuk Suriah.
12. Dinasti Ayyubiyah (1174-1252 M)
Dinasti Ayyubiyah didirikan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi, Daerah kekuasaan dari dinasti ini ada di Mesir, Suriah, dan Yaman.
13. Dinasti Delhi (1206-1555 M)
Dinasti Delhi dipimpin oleh Mamluk selama 84 tahun. Mamluk senidiri adalah keturunan Qutbuddin Aybak, yang merupakan budak dari Turki. Lalu, Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahun. Dilanjutkan Tuglug yang memerintah selama 93 tahun, dan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Dinasti Delhi merupakan Lodhi yang memerintah 75 tahun, Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi ada di India Utara.
14. Dinasti Mamluk (1250-1517 M)
Dinasti Mamluk merupakan golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir dimana mereka diberi pendidikan militer oleh tuan mereka, Daerah kekuasaan Dinasti Mamluk ada di Mesir dan Suriah, Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji.
15. Dinasti Usmaniyah (1300-1922 M)
Pusat pemerintahan dari dinasti ini ada di Istanbul, Turki. Dinasti ini memiliki wilayah kekuasaan paling luas. Bahkan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Utsmaniyah adalah satu di antara tiga dinasti Islam yang cukup besar di abad Pertengahan. Dinasti Utsmaniyah sendiri menjadi negara besar setelah menaklukan Bizantium.
16. Dinasti Mughal (1525-1858 M)
Dinasti Mughal didirikan
Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan putra pertama Umar Syeikh Mirza, Dinasti
ini berkuasa di India.