Minggu, 28 Juni 2020

KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN

Utsman bin Affan adalah Khalifah ketiga yang menggantikan khalifah Umar bin Khattab, beliau salah satu dari empat khalifah yang mendapatkan gelar Khulafa Ar-Rasyidin.

Utsman bin Affan lahir pada 574 M dari golongan Bani Umayyah dan menjadi Khalifah dengan pemerintahan yang terlama diantara para Khulafa Ar-Rasyidin yaitu dari 644 M sampai 656 M, beliau adalah seorang yang kaya raya dikenal pakar dibidang ekonomi yang sangat dermawan dan royal terhadap perjuangan Islam, beliau juga dikenal memiliki sifat pemalu oleh para sahabat.

Nama lengkap beliau adalah Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al Umawy al Qurasy. Beliau digelari dengan sebutan "Dzun Nura'ini" dikarenakan menikahi dua puteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.

Dimasa kekhalifahan Utsman bin Affan umat Islam banyak mengalami kemajuan, selain pembebasan sejumlah wilayah juga membentuk Angkatan Laut pertama Islam dengan tujuan untuk menggagalkan serangan balik dari Bizantium kemudian melanjutkan dan menyelesaikan pembukuan Al-Quran hingga perluasan Masjid Nabawi di Madinah karena semakin meningkatnya jamaah, di masa kekhalifahannya beliau berhasil menguasai daerah antara lain: Siria, Afrika Utara, Arjna, Persia, Khurasan dan Nashabur (Iran). Utsman bin Affan pencetusan Polisi untuk keamanan rakyat dan membuat tempat pengadilan khusus untuk menyelesaikan perkara yang biasanya diselesaikan di masjid.

Khalifah Utsman bin Affan wafat pada tahun 656 M, ketika pengepungan terjadi yang ditimbulkan oleh fitnah. Abdullah bin Saba Al-Yahudi (Sabaiyah) yang datang ke Mesir melakukan fitnah Nepotisme di kalangan bawah agar mudah terprovokasi, dia juga memprovokasi masyarakat di Mesir untuk datang ke Madinah melakukan pemberontakan terhadap Khalifah.

Ketika Utsman bin Affan mengetahui para pemberontak yang datang dari Afrika Utara (Mesir) menuju kediamannya di Madinah dengan membawa senjata tajam, maka Utsman pun memberikan pengumuman bahwa tidak ada yang boleh menghunus pedang untuk menghalangi para pemberontak yang ingin berjumpa dengannya, bahkan Utsman mencegah sepupunya sendiri Muawwiyah yang ingin mengirim pasukan dari Suriah untuk melindungi dirinya, karena tidak ingin terjadi pertumpahan darah di kota Nabi, meskipun menghadapi bahaya kematian beliau menolak penduduk Madinah mempersenjatai diri dan melawan pemberontak.

Setelah berjumpa, para pemberontak pun puas terhadap penjelasan yang diberikan Utsman lalu mereka kembali ke Mesir. Namun Abdullah bin Saba Al-Yahudi memanfaatkan situasi untuk melancarkan fitnahnya. Ia mendatangi kerabat Usman yaitu Marwan bin Hakam lalu menyampaikan bahwa ada orang-orang yang datang dari Mesir dan ingin mencelakai Khalifah, kemudian Marwan bin Hakam terhasut oleh fitnah tersebut dan tanpa klarifikasi menuliskan surat dengan kop khusus Khalifah yang ditujukan kepada Gubernur Mesir untuk mengeksekusi para pemberontak yang bertolak dari Madinah karena mereka ingin mencelakai Khalifah.

Dalam perjalanan pulang ke Mesir, para pemberontak mendapat surat yang diduga dituliskan oleh Khalifah terhadap Gubernur Mesir untuk mengeksekusi mereka atas perbuatan yang telah mereka lakukan itu. Secara spontan mereka bergegas kembali dan mengepung kediaman Utsman, sebuah riwayat menjelaskan jumlah para pemberontak lebih ramai dari para sahabat disekeliling tempat kediaman khalifah, mereka melakukan serangan terhadap Khalifah yang pada saat itu sedang duduk membaca Al-Qur'an hingga ajal menjemput Usman bin Affan Khalifah ketiga dalam tragedi tersebut, kemudian kekhalifahan dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib.


Continue reading KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN

Jumat, 26 Juni 2020

KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

Sayyidina Umar bin Khattab merupakan salah satu khalifah yang juga dijuluki sebagai Khulafa Ar-Rasyidin dan beliau lahir pada 583 M di Mekkah, Jazirah Arab dari Bani Adi yaitu dari suku Quraisy yang nama lengkapnya ialah Umar bin Al-Khattab bin Abdul Uzza.

Umar bin Khattab menjadi Khalifah ke dua menggantikan khalifah pertama Abu Bakar As-Siddiq menjabat sebagai khalifah dari 634 M sampai 644 M, beliau dijuki Al-Faruq oleh Nabi karena dapat membedakan yang hak dan yang bathil.

Di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab umat Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan dinasti Sassanid, serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari ke Kaisaran Romawi (Byzantium).

Saat itu ada dua negara adidaya yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya telah di taklukkan oleh ke Khalifahan Islam dibawah pimpinan Umar bin Khatab, kemudian mengatur administrasi untuk daerah yang baru ditakhlukkan.

Pada tahun 638 M beliau memerintahkan untuk memperluas dan merenofasi Masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah dan pada tahun keempat masa kekhalifahannya beliau juga mengeluarkan keputusan bahwah penanggalan Islam hendaknya dihitung mulai dari peristiwa Hijrah.

Umar bin Khattab wafat pada 644 M Lalu kekhalifahan digantikan oleh Usman bin Affan.


Continue reading KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

Selasa, 16 Juni 2020

OTAK ENCER KERAS KEPALA

Perkataan “otak encer” itu adalah sebagai perumpamaan air yang mengalir, mengapa demikian?

Kita mengambil contoh dari Air yang ia adalah sumber kehidupan, karena air dapat mengalir kemana arah alirannya tanpa harus di arahkan, jangan kau paksa air untuk mengalir karena ia tau dataran yang lebih rendah dari permukaan.

Beda halnya dengan “Keras kepala” itu seperti es batu atau air yang telah membeku, mengapa demikian?

Karena air yang telah membeku tidak dapat untuk mengalir, apa lagi kalau dia ingin mengaliri dataran yang lebih tinggi dengan bermaksud melampaui batas-batas yang dimiliki.

Ketika ia tau dataran yang lebih rendah disebut Otak encer dan ketika ia ingin melampaui batasnya disebut keras Kepala, disini ada perbedaan antara otak dan kepala, kelihatannya otak dianak emaskan dengan kepala sebagai kambing hitamnya, ahh sudahlah orang-orang memang sering begitu yang melihat dan menilai sesuatu itu dari luarnya saja, tapi tunggu dulu …

“Otak encer biasanya keras kepala”

Orang-orang yang ingin melampaui batas, otaknya pasti encer karena tidak mungkin ia dapat melampaui batasnya apabila hanya berkapasitas dataran rendah…, kecuali orang-orang yang berkemauan tinggi dengan kemampuan standar seperti saya ini, tapi ingat “suatu pencapaian bukan didapatkan oleh dia yang bisa, melainkan dia yang berkemauan”

Kepala itu satu, apabila kepala berubah menjadi lebih dari satu itu sama halnya seperti mata karena ia hanya akan melihat bukan memutuskan, bahkan lebih parahnya lagi jika seperti mata kaki yang akan saling berhadapan dan sama-sama berdiam diri dengan posisi paling bawah.

Menurut saya; Dari mata tidak langsung turun ke hati melainkan disaring terlebih dahulu oleh otak, baru kemudian turun ke hati lalu timbul reaksi melalui perbuatan dan perkataan.

Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar dan apa yang kamu rasakan itu semua adalah pembelajaran, maka bersikaplah biasa saja dalam menghadapi segala sesuatu dan tidak terlalu berlebihan, “Lidah orang yang berakal berada di belakang hatinya, sedangkan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya” (Saidina Ali Bin Abi Thalib).

Maka dari itu, sang pencipta telah menganugerahi kepada hambanya fikiran dan hati agar dapat merasakan dan membedakan baik buruknya segala sesuatu, pergunakanlah sebagaimana mestinya agar keburukan dan segala bentuk ketidak adilan dapat dibrantas dari muka bumi ini.

Berfikirlah secara kritis dan jangan ragu untuk mengambil keputusan selama itu untuk mencapai arah yang lebih baik dan jangan pernah engkau takut pada siapa atau apa saja yang menghadang karena itu bukan sebuah tujuan.


Continue reading OTAK ENCER KERAS KEPALA

Senin, 15 Juni 2020

KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ

Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taiym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay Al Qurasyi At Taimi adalah nama lengkap Abu Bakar As-Siddiq menurut pendapat yang sahih, beliau lahir pada tahun 572 M yaitu 2 tahun 6 bulan setelah tahun Gajah, Beliau lahir di mekkah dari keturunan Bani Tamim dengan suku bangsa Quraisy.

Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk di antara orang-orang yang paling awal memeluk agama Islam atau yang dikenal dengan sebutan as-sabiqun al-awwalun, setelah wafatnya nabi Muhammad SAW beliau menjadi khalifah pertama dari empat khalifah dan mendapat gelar Khulafa Ar-Rasyidin, Abu Bakar As-Siddiq menjadi khalifah pada tahun 632-634 M yaitu setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.

Setelah memeluk agama Islam dan berkuasa menjadi khalifah pertama menggantikan Rasulullah SAW dalam memimpin negara dan umat, Abu Bakar As-Siddiq menjalankan pemerintahannya dengan hukum Syariat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, “Ya Allah barang siapa yang diberi tanggung jawab memimpin urusan pemerintahan umatku dan menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa saja yang memerintah umatku dengan sikap lembut (bersahabat) kepada mereka, maka lembutlah kepadanya” [HR. Muslim].

Setelah pengangkatan Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah kemudian beberapa masalah yang berdampak pada persatuan umat pun bermunculan, beberapa suku dari kaum Nejed dan Hijaz membangkang kepada khalifah yang baru dan sistemnya, beberapa diantaranya menolak untuk membayar zakat walau tidak menolak agamanya dan sebagian yang lain kembali pada agama nenek moyang mereka yaitu kembali menyembah berhala, suku-suku tersebut meyakini hanya memiliki komitmen dengan nabi Muhammad dan dengan kepergiannya komitmen itu pun tidak berlaku lagi.

Berdasarkan masalah tersebut Abu Bakar As-Siddiq menyatakan perang kepada mereka, yang dikenal dengan perang Riddah, umat islam pada waktu itu memerangi Ibnu Habib Al-Hanafi yang dikenal dengan Musailamah Al-Kazzab yang mengaku dirinya sebagai nabi menggantikan Rasulullah SAW, pasukan Musailamah kemudian dikalahkan dalam perang Akraba yang yang dipimpin Khalid Bin Wadid sebagai Panglima perangnya, dalam pertempuran waktu itu banyak dari penghafal Al-Qur’an yang syahid, kemudian Umar Bin Khattab meminta agar dikumpulkan koleksi Al-Qur’an oleh sebuah tim yang diketuai oleh seorang sahabat yaitu Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran Al-Qur’an dari para penghafal Al-Qur’an dan tulisan-tulisan Al-Qur’an yang terdapat pada media tulis seperti kulit, tulang, dan lain sebagainya, setelah lengkap penulisan ini kemudian disimpan oleh Abu Bakar.

Setelah keadaan umat Islam kembali stabil dan secara keseluruhan telah menguasai Arab kemudian Kalifah Abubakar As-Siddiq memerintahkan Jendral Islam untuk melawan kekaisaran Sassanid dan Kekaisaran Bizantium, Khalid bin Walid sebagai panglima perang telah menaklukkan Irak dengan mudah, sedangkan ekspedisinya ke Suriah juga meraih kesuksesan.

Pada tanggal 23 Agustus 634 M Abu Bakar meninggal dunia pada usia 61 tahun di Madinah karena sakit yang dideritanya dan Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah ra. di samping makam Nabi Muhammad SAW. Di dekat Masjid Nabawi.

 

 


Continue reading KHALIFAH ABU BAKAR AS-SIDDIQ

Sabtu, 13 Juni 2020

KHULAFA AR-RASYIDIN DAN 16 DINASTI ISLAM

KHULAFA AR-RASYIDIN DAN 

16 DINASTI ISLAM


Setelah wafatnya nabi Muhammad Sallallhahu 'alaihi wa sallam pada 632 M. Empat khalifah dari sahabat nabi yang melanjutkan kepemimpinan umat Islam yaitu Khulafa Ar-Rasyidin dan kemudian dilanjutkan oleh Dinasti-dinasti setelahnya.

Khulafa Ar-Rasyidin:

Khalifah pertama ialah Abu Bakar As-Siddiq (632-634 M)

Khalifah yang kedua ialah Umar bin Khattab (634-644 M)

Khalifah yang ketiga ialah Usman bin Affan (644-656 M)

Khalifah yang keempat ialah Ali bin Abi Thalib (656-661 M)

Setelah wafatnya keempat khalifah dan berakhir pula masa khulafa Ar-Rasyidin dan selanjutnya kepemimpinan islam dilanjutkan oleh Muawwiyah Bin Abi Sufyan yang mendirikan Dinasti Umayyah dan memindahkan ibukota kekhalifahan dari Madinah ke Damaskus.

 

16 Dinasti Islam:


1. Dinasti Umayyah (661-750 M)

Dinasti Umayyah merupakan keturunan Umayyah Bin Abdul Syams Bin Abdul Manaf yang merupakan pemimpin suku Qurais, Dinasti Umayyah memiliki kekuasaan yang meliputi daerah timur tengah, Afrika Utara dan Spanyol.

Mu'awiyah yang merupakan keturunan dari Bani Umayyah dari garis keturunan keluarga Harb yang melanjutkan kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayyah dan terbagi menjadi dua periode kekuasaan, Periode tersebut dibedakan menjadi Umayyah Damascus di Suriah dan Umayyah Cordoba di Spanyol.


2. Dinasti Abbasyiah (750-1258 M)

Pendiri dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas as-Saffah, Dinasti Abbasyiah memiliki kekuasaan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur. Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal (750-847 M), periode lanjutan (847-945 M), periode Buwaihi (945-1055 M), dan periode Seljuk (055 M-1258 M).


3. Dinasti Idrisiyyah (789-926 M)

Dinasti Idrisiyyah didirikan Idris I bin Abdullah cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, yang merupakan dinasti Syiah pertama. Pemimpin Idrisiyyah terbesar yaitu Yahya IV (905-922 M), Wilayah kekuasaan dari Dinasti Idrisiyyah ada di Magribi.


4. Dinasti Aghlabiyah (800-909 M)

Pemimpin pertamanya adalah Ibrahim I bin al-Aglab, yang merupakan panglima dari Khurasan Aghlabiyyah. Dirinya berperan dalam penggantian bahasa latin dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam sebagai agama mayoritas, Dinasti Aghlabiyyah yang wilayah kekuasaannya di Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara.


5. Dinasti Samaniya (819-105 M)

Dinasti Samaniyah didirikan Ahmad bin Asad bin Samankhudat, yang merupakan seorang bangsawan Balkh dari Afghanistan Utara, Dinasti Samaniyah memiliki wilayah kekuasaan di Khurasan, Irak dan Transoksania dan Uzbekistan.


6. Dinasti Shafariyah (867-1495 M)

Dinasti ini didirikan oleh Ya'qub bin Lais as-Saffar yang merupakan pemimpin Khawarij di Provinsi Sistan, Iran. Dan memiliki wilayah kekuasaannya di Sijistan, Iran.


7. Dinasti Thuluniyah (868-905 M)

Pendiri Dinasti Thuluniyah adalah Ahmad bin Tulun yang merupakan seorang Turki utusan gubernur Transoksania, Uzbekistan. Sebenarnya tugas dari Ahmad bin Tulun adalah membawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Thuluniyah hanya berkuasa hingga 38 tahun dan berakhir saat dikalahkan pasukan Abbasiyah dan terbunuhnya Khalifah Syaiban bin Tulun, Wilayah kekuasaan dari Dinasti Thuluniyah ada di Mesir dan Suriah.


8. Dinasti Hamdaniyah (905-1004 M)

Dinasti Hamdaniyah Mosul dipimpin Hasan yang menggantikan ayahnya yaitu Abu al-Haija, Wilayah kekuasaan Dinasti Hamdaniyah ada di Aleppo, Suriah dan Mosul, Irak.


9. Dinasti Fatimiyah (909-1171 M)

Pendiri dari Dinasti Fatimiyah ini adalah Ubaidillah al-Mahdi, Dinasti Fatimiyah memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi Afrika Utara, Mesir, juga Suriah.


10. Dinasti Buwaihi (945-1055 M)

Dinasti Buwaihi dibangun tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi, Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi ada di Irak dan Iran, terbagi menjadi dua periode yaitu periode pertumbuhan dan konsolidasi kemudian periode mempertahankan, terutama mempertahankan wilayah Irak dan Iran Tengah.


11. Dinasti Seljuk (1077-1307 M)

Pendiri dari Dinasti Seljuk ini adalah Seljuk bin Duqaq yang berasal dari suku bangsa Guzz dari Turkestan, Daerah kekuasaann dinasti ini meliputi Irak, Iran, Kirman, Suriah. Dinasti Seljuk terbagi jadi lima cabang , yaitu Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil, Seljuk Suriah.


12. Dinasti Ayyubiyah (1174-1252 M)

Dinasti Ayyubiyah didirikan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi, Daerah kekuasaan dari dinasti ini ada di Mesir, Suriah, dan Yaman.


13. Dinasti Delhi (1206-1555 M)

Dinasti Delhi dipimpin oleh Mamluk selama 84 tahun. Mamluk senidiri adalah keturunan Qutbuddin Aybak, yang merupakan budak dari Turki. Lalu, Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahun. Dilanjutkan Tuglug yang memerintah selama 93 tahun, dan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa terakhir Dinasti Delhi merupakan Lodhi yang memerintah 75 tahun, Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi ada di India Utara.


14. Dinasti Mamluk (1250-1517 M)

Dinasti Mamluk merupakan golongan hamba yang dimiliki oleh para sultan dan amir dimana mereka diberi pendidikan militer oleh tuan mereka, Daerah kekuasaan Dinasti Mamluk ada di Mesir dan Suriah, Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji.


15. Dinasti Usmaniyah (1300-1922 M)

Pusat pemerintahan dari dinasti ini ada di Istanbul, Turki. Dinasti ini memiliki wilayah kekuasaan paling luas. Bahkan wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Utsmaniyah adalah satu di antara tiga dinasti Islam yang cukup besar di abad Pertengahan. Dinasti Utsmaniyah sendiri menjadi negara besar setelah menaklukan Bizantium.


16. Dinasti Mughal (1525-1858 M)

Dinasti Mughal didirikan Zahiruddin Muhammad Babur yang merupakan putra pertama Umar Syeikh Mirza, Dinasti ini berkuasa di India.

Continue reading KHULAFA AR-RASYIDIN DAN 16 DINASTI ISLAM